Nama
: Wiwit Tri Chahyani
NPM
: 27212761
Kelas
: SMAK06-3
Konsep
Backward Bending Supply disektor tenaga kerja
Dalam
ilmu ekonomi , kurva penawaran backward -bending kerja
atau kurva penawaran tenaga kerja mundur - bending adalah
perangkat grafis yang menunjukkan situasi di mana ,
sebagai " nyata" atau upah inflasi dikoreksi
peningkatan melebihi tingkat tertentu , orang akan
menggantikan luang ( non - dibayar waktu ) untuk pekerjaan
yang dibayar - waktu dan upah yang lebih tinggi sehingga
menyebabkan kurang waktu-kerja yang ditawarkan untuk
dijual . [ 1 ]
The " tenaga kerja - rekreasi "
tradeoff adalah tradeoff yang dihadapi oleh manusia upah -
produktif antara jumlah waktu yang dihabiskan terlibat
dalam pekerjaan upah - membayar ( diasumsikan tidak
menyenangkan ) dan kepuasan yang menghasilkan waktu non
-bayar yang memungkinkan ( 1 ) partisipasi dalam "
leisure" kegiatan dan ( 2 ) penggunaan waktu yang
diperlukan untuk melakukan perawatan diri , seperti tidur
. Kunci untuk tradeoff ini adalah perbandingan antara upah
yang diterima dari setiap jam kerja dan jumlah kepuasan
yang dihasilkan oleh penggunaan waktu non -bayar.
Perbandingan seperti umumnya berarti bahwa upah yang lebih
tinggi membujuk orang untuk menghabiskan lebih banyak
waktu bekerja untuk membayar , ini " efek substitusi
" menyiratkan kurva penawaran tenaga kerja memiliki
kemiringan positif . Namun, kurva penawaran tenaga kerja
mundur - bending terjadi ketika upah lebih tinggi
sebenarnya membujuk orang untuk bekerja lebih sedikit dan
untuk " mengkonsumsi " lebih banyak waktu luang
atau waktu non -bayar
PENAWARAN TENAGA
KERJA
Penawaran tenaga
kerja adalah jumlah tenaga kerja yang dapat disediakan oleh
pemilik tenaga kerja
pada setiap kemungkinan upah dalam jangka waktu tertentu. Dalam teori
klasik sumberdaya manusia (pekerja) merupakan individu yang bebas
mengarnbil keputusan untuk bekerja atau tidak. Bahkan pekerja juga
bebas untuk menetapkan jumlah jam kerja yang diinginkannya. Teori ini
didasarkan pada teori tentang konsumen, dimana setiap individu
bertujuan untuk memaksimumkan kepuasan dengan kendala yang
dihadapinya.
Menurut G.S Becker
(1976), Kepuasan individu bisa diperoleh melalui konsumsi atau
menikmati waktu luang (leissure). Sedang kendala yang dihadapi
individu adalah tingkat pendapatan dan waktu. Bekerja sebagai
kontrofersi dari leisure menimbulkan penderitaan, sehingga orang
hanya mau melakukan kalau memperoleh kompensasi dalam bentuk
pendapatan, sehingga solusi dari permasalahan individu ini adalah
jumlah jam kerja yang ingin ditawarkan pada tingkat upah dan harga
yang diinginkan.
Kombinasi waktu non
pasar dan barang-barang pasar terbaik adalah kombinasi yang terletak
pada kurva indefferensi tertinggi yang dapat dicapai dengan kendala
tertentu. sebagaimana gambar 3, kurva penawaran tenaga kerja
mempunyai bagian yang melengkung ke belakang. Pada tingkat upah
tertentu penyediaan waktu kerja individu akan bertambah apabila upah
bertembah (dariW ke W1). Setelah mencapai upah tertentu
(W1), pertambahan upah justru mengurangi waktu yang
disediakan oleh individu untuk keperluan bekerja (dari W1
ke WN). Hal ini disebut Backward Bending Supply Curve.
Layard dan Walters
(1978), menyebutkan bahwa keputusan individu untuk menambah atau
mengurangi waktu luang dipengaruhi oleh tingkat upah dan pendapatan
non kerja. Adapun tingkat produktivitas selalu berubah-rubah sesuai
dengan fase produksi dengan pola mula-mula naik mencapai puncak
kemudian menurun.
Semakin besar
elastisitas tersebut semakin besar peranan input tenaga kerja untuk
menghasilkan output, berarti semakin kecil jumlah tenaga kerja yang
diminta. Sedangkan untuk menggambarkan pola kombinasi faktor produksi
yang tidak sebanding (Variable proportions) umumnya digunakan kurva
isokuan (isoquantities) yaitu kurva yang menggambarkan berbagai
kombinasi faktor produksi (tenaga kerja dan kapital) yang
menghasilkan volume produksi yang sama. Lereng isokuan menggamblfncan
laju substitusi teknis marginal atau marginal Rate of Technical
Substitution atau dikenal dengan istilah MRS. Hal ini
dimaksudkan untuk melihat hubungan antara faktor tenaga kerja
dan kapital yang merupakan lereng dari kurva isoquant.
Referensi :
Tidak ada komentar:
Posting Komentar