BAB
16
PENGANTAR
EKONOMI PEMBANGUNAN
Bab ini menguraikan secara ringkas tentang bidang
studi ekonomi pembangunan( economics of development ). Akan di bahas apa yang
dimaksut dengan ekonomi pembangunan, tujuan dan ruang lingkup pembahasannya,
apa bedanya dengan teori-teori ekonomi konvensional, dan mengapa bidang studi
ini berkembangkan. Di bagian akhir akan di ulas beberapa teori utama yang
umumnya di pakai untuk menjelaskan fenomena pembangunan ekonomi yang terjadi
setengah abad terakhir ini.
1.
Pengertian
dan Ruang Lingkup Ekonomi Pembangunan
Istilah ekonomi pembangunan mengacu kepada suatu
pengertian tentang ilmu ekonomi yang di terapkan dalam analisis masalah dan
kebijakan perekonomian negara-negara yang belum maju (underdeveloped
countries).
Ekonomi pembangunana mulai berkembang pesat setalah
perang dunia ke 2 (PD II) di sekitar
pertengahan 1940-an. Pada waktu itu b anyak sekali negara-negara Asia dan
Afrika yang berhasil melepaskan diri dari belenggu penjajah. Termasuk di
antaranya adalah indonesia. Yang memotivasi negara-negara tersebut memerdekakan
diri adalah keinginan hidup bebas, layak dan manusiawi. tetapi, ternyata kemerdekaan secara politis tidak dapat segera
melepaskan negara-negara tersebut dari penderitaan ekonomi. Sebaliknya,
kemerdekaan politisi memberikan beban/tanggung jawab selanjutnya yaitu
perjuangan menyejahterakan rakyat. Dengan kata lain , kemerdekaan harus diisi dengan pembangunan
ekonomi.
Dari sudut
pandang ilmu ekonomi, pembangunan ekonomi pada dasarnya adalah upaya untuk
memperluas pengetahuan dan kebebasan memilih ( increasing the ability and
freedom to choice ). Tercapainya hal tersebut merupakan indikator bahwa manusia
secara individu mampu selektif dapat me ndapatkan utilitas / kualitas hidupnya. Karena yang harus dibangun
terutama adalah :
a. Kualitas
SDM, termasuk di dalam nya kualitas kesehatan, pendidikan , moral, metal, dan
kemampuan untuk hidup bersama.
b. Sarana
dan prasarana, fisik seperti jalan raya, pelabuhan, sarana transportasi, sarana
produksi dan komunnikasi.
c. Kelembagaan-kelembagaan
ekonomi modern, misalnya seperti hak kepemimpinan, sistem keuangan hukum,
mekanisme pasar dan juga tata nilai baru.
Dengan di bangunnya hal-hal tersebut di atas,
diharapkan kesejahteraan rakyat makin tinggim terutama makin baik, efisien, dan
adilnya alokasi sumber daya ekonomi.
Dengan uraian
di atas, jelas bahwa pembangunan ekonomi merupakan pekerjaan yang sangat besar
dan rumit dan tidak dapat di selesaikan dalam waktu yang singkat. Pemb angunan
ekonomi sangat membutuhkan biaya dan pengorbanan yang besar. Bahkan pembangunan
ekonomi merupakan proses antar generasi. Apa yang di rintis oleh generasi saat
ini, baru akan dinikmati oleh beberapa generasi yang akan datang.
Namun yang lebih penting lagi adalah pembanguna
ekonomi membutuhkan peralatan analisi yang lebih realistis di bandingan
peralatan yang ada dalam teori ekonomi mikro maupun ekonomi makro. Sebab jika,
anda perhatiakan dengan seksama, analisis mikro dan makro dibangun berdasarkan asumsi – asumiyang kurang relevan
dengan kondisi nyata negara-negara yang sedng berkembang (NSB). Misalnya
analisis keseimbangan pasar tenaga kerja yang anda pelajari ( dalam teori makro & mikro) di bangun
berdasarkan asumsi bahwa upah di bayar sesuai produktivitas , sementara tujuan
orang bekerja adalah memaksimumkan kepuasan. Asumsi tersebut sangat cocok untuk
negara-negara maju , sedangkan di NSB
seperti di indonesia diartikan upah
lebih rendah atau lebih tinggi dari pada tingkat prodktivitas.
Di butuhkan penyesuaian lebih lanjut agar
teori-teori hyang di kembangkan di barat dapat menangkap/menjelaskan prilaku
rasional individu atau masyarakat di NSB . bahkan harus diikuti oleh
kegiatan-kegiatan riset atau studi yang bersifat induktif. Hal inilah yang
banyak di lakukan dalam teori ekonomi
pembangunan. Kaena inilah ilmu ekonomi pembangunan merupakan implikasi
dan adaptasi teori ekonomi barat dalam
konteks negara-negara belim maju atau sedang berkembang, teori ini lebih sarat
dengan masalah nilai (value). Target pembangunan yang ingin di capai dari
kebijakan ekonomi yang di rancang harus berdasarkan prinsip efisien yaitu
meminimalkan biaya ( cost
minimalization) atau maksimalisasi output ( output maxmization).
2.
BERKEMBANGNYA
TEORI EKONOMI PEMBANGUNAN
Dalam bagian ini akan di tunjukan fakta-fakta yang
mendorong perlunya pembangunan ekonomi degan menggunakan analisis ekonomi
pembangunan. Fakta-fakta tersebut mencakup beberapa indikator mendasar untuk
mengukur tingkat kesejahteraan manusia secara individu maupun kolektif.
a.
Klasifikasi
negara
Pengelompokan negara yaitu negara maju (developed
country), negara belum maju (underdeveloped country ), dan negara sedang
berkembang /membangun ( developing country) . istilah yang sering di gunakan
adalah istilah negara-negara utara dan selatan. Pengelompokan di bentuk oleh
lebaga-lem baga kerjasama internasioal
seperti perserikatan bangsa bangsa (PBB) , bank dunia ,organisasi
kerjasama pembangunan ekonomi. Perbedaan ini
tidak untuk menunjukan kejelekan tapi pebedaa ini untuk meningkatkan
karakter-karakter dasar suatu perekonomian
o
Negara
maju dan negara belum maju
Yang di maksut negara-negara (sudah ) maju, di
singkat NSM (developed countries) adalah negara-negara yang berdasarkan
kriteria bank dunia sedangkan negara-negara belum maju (underdeveloped
country) adalah negara negara yang belum
mencapai kondisi tersebut bahkan ada negar-negara yang hidupnya begitu
sederhana serta cendrung sangat miskin dan keterbelakangan. Penggolongan
negara-negara inihanyalah satu dari beberapa pengklasifikasiaan yang di gunakan
kebetulan atau berdasarkan perkembangan sejarah
terdapat kesamaan bentuk geografis maupun ideologis dari negara-negara
tersebut.
o
Utara
selatan
Pengelompokan ini berdasarkan letak wilayah
geografis. Umumnya negara-negara maju yaitu Eropa Barat dan amerika utara (
amerika serikat dan kanada) ,kelompok ini mengacu kepada negara yang telah
maju dan kaya. Sementara kelompok
selatan mengacu kepada negara-negara yang sedang berkembang (LDCS) dan NSB yang
umumnya terletak di belahan bumu selatan.
o
Dunia pertama, kedua dan ketiga
Pengelompokan ini berdasarkan idiologi yang dianut
yang di maksut dunia pertama adalah negara barat yang liberal dengan sistem
ekonomi kapitalis . dunia ke dua yaitu yang menganut antiliberal
dengan sistem ekonomi yang cendrung sosialis dan dunia ke tiga adalah
negara- negara yang tidak termasuk kepada kedua tersebut umumnya negara dunia
ketiga ini masih keterbelakanga n atau sedang membangun sehingga ke mun gkinan
akan memiliki makna yang sama.
b.
Fakta-fakta
berdasarka laporan badan PBB
Laporn tentang perkembangan pembangunan manusia
tahun 1999 yang di keluarkan United Nasional Devlopment Program menunjukan
bahwa perekonomian prekonomian ketiga sangat memperhatinkan. Ada bebrapa tolak
ukur yang di kembangan oleh para ahli ekonomi guna mengukur tingkat kemiskinan
masyarakat adalah sebagai berikut:
o
Tolok ukur kemiskinan absolut yang di
kembangkan oleh prof sayogyo ( dari IPB) yang menggunakan tingkat konsumsi
dalam takaran ekuivalen dengan kg beras per orang per tahun 1997 :
Batas kemiskinan
kota desa
Miskin
480 320
Sangat
miskin 360 240
Melarat
sekali 270 180
Bank
dunia juga menetapkan suatu batasan kemiskinan absolut yang setiap tahun di
hasilkan.
o
Kebutuhan fisik minimum (kfm) yaitu
kebutuhan fisik selama satu bulan bagi
seorang pekerja yang di ukur dalam uang berdasarkan jumlah kalori,
proteinvitamin dan bahan mineral lainnya yang di perlukan untuk hidup layak,
yang di ukur dalam rupiah
o
Bank dunia juga membuat semacam indeks
kemiskimuryang pemenuh kebutuhan berlaku kepada NSB berdasarkan tolak ukur ini,
ambang kemiskinan adalah tingkt pemenuhan kebutuhan fisik yang kemudian dinyatakan dalam uang.
o
Badan Pusat Statistik (BPS) juga
menggunakan tolak ukur dari bank dunia yamg rata-rata pemheluaran untuk
pemenuhan kebutuhan 2.100 kalori per
hari, tetapi di tambah oleh kebutuhan minimum publikasi terakhir bank dunia
membuat esyimasi mengenai angka kemiskinan di indonesia dalam estimasi tersebuat terdapat perbedaan
mengingat standar metodologi digunakan oleh bank dunia berbeda. Penggunaan
garis kemiskinan internasional seperti itu memiliki kelebihan sekaligus kekurangan. Tampaknya distribusi
pendapatan dunia di abad 21 ini akan sulit di perbaiki karena beberapa alasan
yaitu :
1. Makin
melemahnya akses penduduk di dunia ketiga terhadap SDE penting, khususnya
informasi. Jaringan informasi modern , khusunya satelit, di kuasai
penduduk-penduduk kaya
2. Makin
tertinggalnya SDM sebagian besar penduduk dunia ketiga, di lihat dari indikator
pendapatan perkapita.
3.
Makin kuatnya cengkraman
perusahaan-perusahaan multinasional yang umumnya berasal dari negara maju.
Kondisi memprihatinkan bukan hanya
terjadi pada bidang ekonomi saja dalam bidang politik juga lebih dari 15 juta
penduduk duni ketiga harus mengungsi karena konflik internal dan konflik antar
negara dunia ketiga juga semakin besar.
c.
Hakikat
pembangunan
Ada 3 elemen penting yang perlu di
perhatikan berkaitan dengan pembangunan, yaitu :
o
Proses
o
Upaya
o
Penimgkatan kualitas hidup.
1.
Pembangunan sebagai sebuah proses
Pembangunan sebagai sebuah proses adalah pembangunan
merupakan sebuah tahap yang harus di jalani oleh setiap masyarakat atau bangsa.
Sejarah menunjukan tahap-tahap tersebut dapat belangsung secaa alamiah,
artinya suatu negara bisa saja menjadi
negara maju tanpa harus menggunakan teori-teori pembangunan. Negara-negara yang
menjalani pembangunan secara alamiah mereka membutuhkan waktu lebih dari 1.000
tahun untuk dapat di sebut sebagai negara maju.
2.Pembangunan
sebaga upaya
Sebagai sebuah upaya pembagunan merupakan tindakan
aktif yang harus di lakukan oleh suatu negara/bangsa yang ingin mau. Alasan
yang paling mendasar adalah menjukan pengalaman bahwa sebagian bangsa yang
telah maju secara alamiah gagal mempertahankan tingkat kemajuaan. Bahkan
beberapa diantaranya saat ini menjadi negara/bangsa keterbelakangan dan tidak
memiliki peran penting dalam peraturan politik dunia.
3.Pembangunan
berarti peningkatan kualitas hidup
Harus diakui kualitas hidup adalah suatu konsep yang
sangat relatif dan abstrak. Tetapi ada ukuran / perasaan yang bersifat
universal yang di pakai sebagai patokan yang relatif objektif. Suatu bangsa
dapat di katakan baik juka bangsa tersebut bisa menghargai dirinya tersebut.
Dan dia bisa menghormati dirinya sendiri dan orang lain. Sikap-sikap di atas secara politis tercemin dari kesedian
menerima perbedaan pendapat dan atau keputusan bersama.
d.
Hakika
pembangunan ekonomi
Pembangunan ekonomi ( economic
development ) lebih luas makna nya daridari pertumbuhan ekonomi (economic
growt). Jika konsep pertumbuhan ekonomi lebih mengacu kepada
perubahan-perubahan kuantitatif, maka pembangunan ekonomi juga mencakup dimensi
kualitatif. Pertumbuhan ekonomi hanya merupakan salah satu unsur pembangunan
ekonomi.
Pembangunan
ekonomi = pertumbuhan ekonomi + perubahan
(
economic development) = (economic growth) + (changes)
o
Pertumbuhan
( growth )
Menunjukan perubahan skalar jika
output perekonomian dari waktu ke waktu makin bertambah, di katakan telah
terjadi pertumbuhan. Hal ini dapat dianalog dengan pertumbuhan manusia.
o
Perubahan
( changes )
Menunjukan perubahanke arah
kematangan ( kedewasaan ) analog te ntang ini adalah manusia yang sehat,
sealain bertambah besar juga bertambah dewasa yamg di maksut bertambah dewasa
adalah terjadi perubahan-perubahan yang kualitatif perubahan-perubahantersbut
adalah sebagai berikut :
a.
Perubahan
sikap ( attitude changes )
Antara
lain adalah penghargaan terhadap waktu yang di wujudkan dalam hal tepat waktu,
kesediaan melakukan sesuatu dengan persiapan atau perencanaan. Makin tinggi
tingkat kemandirian juga merupakan perubahan sikap yang sangat di butuhkan. Hal
ini tidak hanya di ekspresikan dalam hal tidak lagi percaya begitu saja
terhadap takdir.
b.
Perubahaan
kelembagaan ( institutional changes )
Yang
harus di prioritaskan adalah hak kepemilikan uang dan mekanisme pasar. Makin
individualnya hak kepemilikan, makin tingginya tingkat penggunaan uang dan
makin berjalannya mekanisme pasar( persaingan sempurna ) dapat memacu manusia
bekerja lebih keras dan produktif.mereka makin mampu melakukan optimalisasi
individu sebab jika hak kepemilikan masih bersifat kolektif seperti dalam
masyarakat pedesaan akan menimbulkan gejala free rider ( pemboncengan gratisan)
maksutnya orang-orang yang malas, tidak berkualitas atau produktif masih mampu
mempertahankan hidupnya tanpa bekerja, mereka menumpak hidup kepada para sanak
saudaranya.
c. Perubahan struktural
Perubahan struktural yang terutama
adalah struktur produksi dan pegeluaran. Jika perekonomian makin modern, maka sumbangan
output sektor industri dan jasa makin meningkat, sedangkan sektor pertanian
semakin meurun. Salah satunya adalah kriteria negara maju .
3.KARAKTERISTIK
NEGARA SEDANG BERKEMBANG
Kita
memperdalam pengertian tentang
negara-negara belum maju, dengan melihat karakteristik-karakteristik (
ciri-ciri ) umumnya.
a. Rendahnya tingkat kehidupan ( low
level of giving )
Rendahnya ti ngkat kehidupan terutama di lihat dari
kemampuan pemenuhan kebutuhan dasar. Laporan UNDP 1999 menunjukan masih lebih
dari satu miliar penduduk NSB hidup dalam kondisi miskin, kekurangan gizi
sehingga kesehatan juga buruk dan umumnya pendidikan masih sangat rendah.
b. Rendahnya tingkat prouktivitas (
low level of prodictivity )
Rendahnyta tingkat produktivitas dapat di lihat dari
PDB perKapita atau PDB per kerja yamh sangat kecil. Hal ini berkaitan dengan
rendahnya tinkat kehidupan, juga bekkaitan dengan terbatasnya kesempatan kerja
yamg tersedia, terutama bagi meraka yang berpendidikan rendah.
c. Tingginya Tingkt Pertambahan
Penduduk ( high rates of population growth )
Tingginya
oertambahan penduduk di NSB adalah dua sampai empat kali lipat pertambahan
penduduk negara-negara maju. Tidak mengherankan jika sekitar 75 % penduduk
dunia ini merupakan penduduk NSB tinggi nya ini dapat menimbulkan masalah besar
yang berkaitan penyediaan pangan, pendidikan , kesehatan, dam kesempatan kerja
.
d.
Tinggina
Resiko tingkat Ketergantungan ( high rates of dependency ratio
)
Adalah ukuran yang menunjukan beberapa besar beban
penduduk usia produktif ( 15-64 tahun ) karena menanggung usia non produktif (
0-14 tahun + ≥ 65 tahun ).
Di mana :
DR
= Depenncy ratio
Jika angka DR = 0,64 atau 64 %, maka setiap 100 orang
usia produktif herus menanggung 64 penduduk lainnya yang non produktif.
Besarnya angka DR sangat berhubungan dengan struktur
penduduk. Di NSB karena tingkat pertambahan penduduk sangat tinggi, maka
struktur penduduk di dominasi oleh penduduk usia muda ( 0 – 14 tahun ) yang
belum produktif.
e. Tingginya Tingkat Pengangguran (
high rates of unemployment )
Tingkat pengangguran di NSB umumnya juga sangat
tinggi. Angka pengangguran akan semakin besar bila di ukur dengan angka
underemployment. Penyebab tingginya tingkat pengangguran adalah laju
pertumbuhan angkatan kerja yang tinggi di banding laju pertumbuhan kesempatan
kerja rendahnya pertumbuhan kesempatan kerja berhubungan eret dengan tingkat
penanaman modal, khususnya di sektor-sektor modern .
f. Ketergantungan pada Sektor
Pertanian Primer ( Substantial Dependence on Agricultural-Primary Production )
Negara-negara belum berkembang umumnya sangat
tergantung pada hasil sector pertanian atau sektor primer. Bahkan ada
negara-negara yang sangat tergantung pada hasil satu komoditas pertanian saja.
Perekonomian yang seperti ini disebut perekonomian monokultur. Selain sector
pertanian, ada juga perekonomian yang sangat tergantung pada hasil atu barang
saja.
g. Pasar dan Informasi Yang Tidak
Sempurna (Imperfect Market and Information)
Struktur pasar barang dan jasa umunya nonkompetisi
sempurna, dapat berupa monopoli dan oligopoli dipasar output, serta monopsoni
dan oligopsoni di pasar factor produksi. Penguasaan informasi juga tidak
seimbang dan simetris. Informasi dikuasai hanya oleh sekelompok pengusaha yang
mempunyai hubungan baik dengan penguasa sehingga cenderung merugikan konsumen.
h. Ketergantungan Yang Besar dan
Kerentanan Terhadap Kondisi Eksternal (Dominance, Dependence, and Vulnerability
in International Relation)
Yang dimaksud dengan ketergantungan pada kondisi
eksternal adalah kondisi domestik
perekonomian NSB yang dipengaruhi kondisi perekonomian lainnya, khususnya
perekonomian negara-negara maju. Industrialisasi juga dapat menyebabakan
perekonomian makin tergantung pada kondisi eksternal bila industry dibangun,
bahan baku dan barang modalnya sangat mengandalkan impor.
4. Pembangunan Ekonomi Sebagai
Proses Transformasi
a. Transformasi Pertanian
Transformasi
pertanian (agriculture transformation ) adalah perubahan
kegiatan pertanian dari bersifat tradisional dan hanya untuk memenuhi kebutuhan
sendiri atau tingkat subsistensi menjadi kegiatan yang modern berskala besar
dan bermotifkan memperoleh keuntungan. Tranfosmasi pertanian baru akan terjadi
jika sisi penawaran dan permintaan distimulir agar terus meningkat.
Upaya peningkatan sisi penawaran melalui peningkatan
kapasitas produksi, misalnya penerapan teknologi, peningkatan pengetahuan,
keahlian dan spesialis serta memperbesar skala usaha. Peningkatan permintaan
terhadap output pertanian dapat dilakukan melalui peningkatan
pendapatan/kesejahteraan masyarakat, mengaitkan sector pertanian dengan sector
industri serta memperluas pasar ekspor.
b. Transformasi Demografi
1. Transisi Demografi
Transisi kependudukan adalah
suatu perubahan dari kondisi tingkat kelahiran dan kematian yang tinggi ke
kondisi tingkat kelahiran dan kematian rendah. Makin majunya masyarakat menyebabkan
keluarga lebih mementingkan kualitas anak. Keinginan perencanaan keluarga makin
besra karena dalam masyarakat industry, biaya ekonomi mempunyai anak menjadi
semakin besar. Sementara kemajuan teknologi pencegahan kehamilan (kontrasepsi)
juga mendukung keinginan tersebut akibatnya tingkat kelahiran juga menurun.
2. Perubahan Struktur Penduduk
Dalam jangka panjang terjadi
perubahan struktur penduduk, terutama dari usia dan pendidikan. Dilihat dari
kategori usia, jumlah penduduk akan didominasiboleh penduduk usia produktif dan
manula. Sementara dilihat dari pendidikan, akan makin banyak penduduk yang
berpendidikan menengah atau lebih tinggi.
3. Meningkatnya Penduduk Perkotaan
Kemajuan ekonomi juga ditandai
dengan berkembangnya kota – kota lama dan tumbuhnya kota – kota baru. Kota –
kota tersebut berfungsi sebagai pusat administrasi pemerintahan, kegiatan
ekonomi (bisnis) dan juga pusat kebudayaan. Jika ekonomi makin maju, tuntutan
fasilitas modern dan aktivitas nonpertanian meningkat, akibatnya jumlah
penduduk yang tinggal diperkotaan akan menigkat.
c. Transformasi Struktural
1. Struktur Produksi
Negara agraris adalah negara yang sebagian besar
output nasionalnya (PDB) berasal dari sector pertanian. Pada awal PJP Indonesia
masih disebut sebagai negara agraris sebab lebih dari separuh PDB berasal dari
sector pertanian, dimana sekitar 60% angkatan kerja berkerja di sector
pertanian. Salah satu strategi yang di tempuh pemerintah adalah pengembangan
sector industry, dan mengaitkannya dengan sector pertanian. Upaya tersebut
memperbaiki struktur perekonomian dimana pada tahun 1997 sekitar 20% PDB
berasal dari sector industry, suatu keadaan yang lebih baik dibanding 30 tahun
sebelumnya dimana sector industry hanya menyumbang 8% PDB. Namun Indonesia
belum disebut sebagai negara industri, sebab suatu perekonomian baru dapat
disebut sebgai negara industri jika output sektor industrinya merupakan 30%
atau lebih dari total ouput nasional.
2. Struktur Permintaan
Struktur prmintaan/pengeluaran agregat akan
mengalami perubahan jika perekonomian telah makin maju. Pada tahp awal perkembanganya,
umunya lebih dari 70% permintaan/pengeluaran adalah untuk konsumsi rumah
tangga. Artinya, ketika perekonomian belum maju dan kesejahteraan belum baik,
sebagian besar pendapatan digunakan untuk kebutuhan konsumsi, khususnya
konsumsi kebutuhan pokok. Pada saat perekonomian maju, secara nominal tingkat
konsumsi akan meningkat, tetapi secara relati (presentase) akan menurun.
Artinya, pada saat masyarakat makin makmur, pengeluaran terbesar bukan lagi
untuk konsumsi. Ini menunjukkan bahwa
yang akan meningkat pesat adalah pengeluaran untuk investasi.
d. Tranformasi Kelembagaan
Transformasi kelembagaan adalah makin tersedia dan
sempurnanya lembaga-lebaga untuk pengambilan keputusan yang individual atau
mandiri. Agar keputusan individu tersebut tudak bertentangan dengan kepentingan
umum, lembaga-lembaga yang mengatur kehidupan kolektif juga harus diberdayakan.
Transformasi kelembagaan sangat memperkuat transformasi-transformasi lainnya,
sehingga perekonomian dapat mempertahankan pertumbuhan dan perubahan ekonomi
dalam jangka panjang.
b. Teori Mathus
Thomas Robert Malthus (1766-1834)
menyoroti keterkaitan antara penambahan ekonomi dengan pertambahan
penduduk.ekonomi hanya akan bertumbuh dalam jangka panjang jika pertambahan
penduduk lebih rendah daripertumbuhan ekonomi.menurut Malthus, pertumbuhan
penduduk yang menurut deret ukur, sementara pertumbuhan pangan menurut deret
hitung,menyebabkan perekonomian untuk generasi mendatang cenderung suram. Dalam
arti, generasi yang akan datang cenderung mengalami kekurangan pangan. Hal itu
bisa dihindari jika pertambahan penduduk dikendalikan. Di Indonesia,cara
berpikir Malthus memberikan inspirasi bagi pelaksanaan kebijakan
penduduk,khusnya melalui program Keluarga Berencana (KB).
c. Teori Karl Marx
Karl Marx (1818-1883) memendang proses
kemajuan ekonomi sebagai proses evolusi social. Menurutnya,factor pendinamis
perkembangan ekonomi adalah kemajuan teknologi. Pada awalnya kemajuan teknologi
dikuasai dan disalahgunakan oleh sekelompok kecil masyarakat, yang oleh Marx
disebut kaum borjuis atau kapitalis.dengan
memanfaatkan kekuatan politik dan pasar, para pemilik modal terus
mengakumulasikan keuntungan mereka dalam bentuk penambahan stok barang modal.
Penambahan stok barang modal dalam jangka panjang tidak diimbanngi dengan hasil
yang memadai, karena pasar terus melemah akibat perilaku pemilik modal,yang
terus menerus mengeksploitasi buruh.
Pada saatnya nanti kaum buruh akan meberontak
dan menang. Barang modal yang ada bukan lagi merupakan milik pribadi (pemilik
modal), melainkan milik bersama. Zaman itulah yang disebut sebagai zaman
sosialisme. Tetapi zaman sosialisme bukanlah puncak keemasan kaum buruh, sebab
akan hadir zaman komunisme yang bercirikan tidak adanya pemerintahan. Manusia
bekerja bukan sekedar untuk makan,tetapi sebagai bagian dari ekspresi diri.
Oleh para pemimpin komunisme Rusia,m teoti
pembangunan Karl Marx yang bersifat evolusioner diubah menjadi teori
pembangunan yang revolusioner dengan melakukan beberapa tindakan :
merebut kekuasaan dengan
kekerasan dari tangan Tsar Rusia,
membentuk monopoli politik dengan
mendirikan partai mayoritas tunggal,
monopoli kekuatan militer,
mempercepat proses kemajuan
ekonomi dengan menggunakan mekanisme non pasar, yaitu perencanaan terpusat.
d. Teori Rostow
Teori-teori ini melihat pembangunan
ekonomi sebagai proses perubahan yang bersifat garis lurus dan bertahap. Salah
satu teori yang terkenal adalah teori W.W Rostow tentang tahap-tahap
pertumbuhan ekonomi. Menurut Rostow, suatu perekonomian akan berkembang menjadi
perekonomian maju dalam lima tahap.
1) Tahap
perekonomian Tradisional
Pada tahap
ini kegiatan ekonomi masih berorientasi pada pemenuhan kebutuhan sendiri.
Produktifitas masih rendah, sementara aplikasi teknologi manajemen masih sangat
terbatas.
Menurut
Rostow,ciri-ciri pada tahap ini adalah:
a)
Tingkat
produksi per kapita dan produktivitas per pekerja masih sangat rendah,karena
ilmu pengetahuan modern dan teknologi belum dikenal.
b)
Sebagai
besar tenaga kerja berada di sector pertanian.
c)
Struktur
social bersifat hirarkis/feudal.
d)
Hubungan
keluarga masih sangat erat dan kekuasaan dipegang oleh mereka yang mempunyai
tanah luas.
2) Tahap
Pra Lepas Lasnda
Yang dimaksud tahap lepas adalah tahap
dimana perekonomian mampu tumbuh dan berkembang dengan kekuatan mandiri. Tahap
ini tidak terjadi seketika. Persiapan-persiapan lepas landas dilakukan pada
tahap pra lepas landas. Beberapa indicator yang dapat dilihat antara lain
adalah membaiknya kualitas SDM,makin cepatnya akumulasi pemupukan modal,dan
makin berfungsinya lembaga-lembaga ekonomi modern.
Tahap pra lepas landas merupakan masa transisi di mana masyarakat
mempersiapkan diri untuk mencapai pertumbuhan dengan kekuatan mandiri.
Prasyarat yang harus di penuhi dahulu untuk dapat lepas landas adalah adanya
perubahan perubahan yang cukup fundamental dibidang ekonomi,politik ,social
budaya,dan system nilai.
3) Tahap
Lepas Landas (Take Off)
tahap lepas landas ditandai dengan tingginya pertumbuhan ekonomi dan investasi.
Penerapan teknologi dan manajemen modern makin
luas dan antensif. Dengan demikian perekonomian mampu mempertahankan tingkat
pertumbuhan jangka panjang. Struktur ekonomi juga makin seimbang dan kuat,
dimana peranan sector ekonomi modern (industry dan jasa) makin besar.
Tahap ini diawali dengan perubahan yang
drastis, baik dibidang social maupun politik,
Terciptanya
kemajuan ekonomi yang pasat karena inovasi-inovasi dan terbukanya pasar-pasar
baru. Semuanya meningkatkan
investasi yang selanjutnya mempercepat laju pertumbuhan
pendapatan nasional di atas tingkat pertambahan peduduk.
Rostow menyebutkan 3 ciri Negara
yang sudah lepas landas, yaitu :
a) Meningkatnya jumlah investasi
dari <5% menjadi >10% dari Produk Nasional Bruto.
b) Perkembangan suatu atau beberapa
sector industry dengan tingkat laju pertumbuhan yang tinggi,yang dapat memacu
sector-sector lain (disebut leading sector).
c) Terciptanya suatu rangka dasar
politik, social dan lembaga2 yang me
nyebabkan pertumbuhan dapat berlangsung terus yang di dukung dengan penggunaan
sumber modal dalam negri.
4) Tahap
Kedewasaan (Maturity)
Tahap ini
oleh Rostow diartikan sebagai suatu periode di mana masyarakat sudah secara
efektif menggunakan teknologi modern pada sebagian besar faktor2 produksi dan
kekayaan alamnya. Dalam hal ini sektor2 ekonomi berkembang dengan pesat ;
leading sector dimasa lepas landas biasanya mengalami kemunduran,tetapi
digantikan oleh sector lain.
Pada tahap ini, tingkat pertumbuhan
ekonomi tidak lagi setinggi tahap lepas landas.
Namun
menurutnya tingkat perubahan kuantitas diimbangi dengan pertumbuhan hal2 yang
kualitatif,sehingga perekonomian makin kuat dan mandiri.
5) sumptTahap
konsumsi massa tingkat tinggi (High mass Conion)
Dalam tahap ini, tinggkat konsomsi
masyarakat sudah sangat tinggi, terutama konsumsi energy. Gambaran nyata
tentang keadaan ini dapat dilihat pada kehidupan masyarakat di Eropa Barat,
Amerika Utara, dan jepang.
Tahap ini mempunyai ciri2 :
a) Adanya jaminan yang lebih baik
bagi angkatan kerja.
b) Tersedianya konsumsi bagi rakyat
yang semakin memadai.
c) Negara mencari perluasan kekuatan
dimata dunia
e. Teori
Neo Imperialisme
teori ini mencoba menjelaskan
mengapa NSB sampai saat ini belum
sepenuhnya berkembang. Salah satu jawaban penting adalah
program pembangunan ekonomi telah menimbulkan ketergantungan baru terhadap
negara2 kapitalis. Dengan kata lain, pembangunan ekonomi justru membawa
perekonomian NSB ke dalam penjajahan (imperialisme) gaya baru, yaitu penjajahan
yang bukan dengan menggunakan kekuatan militer, melainkan ekonomi.
f. Teori Lewis
Teori Arthur Lewis mencoba menjelaskan bahwa
pertumbuhan dan perkembangan ekonomi suatu Negara dapat dilakukan dengan
meningkatkan pertumbuhan sector industry. Kelebihan tenaga kerja disektor
pertanian telah menyebebkan prokdutivitas
tenaga kerja sama dengan nol.
Pertumbuhan sector industry akan menyebabkan sebagian pekerja sector pertanian
pindah ke sector industry .perpindahan ini tidak akan menurunkan output seektor
pertanian,sebab pekerja disektor pertanian sangat melimpah. Menurut Lewis,
syarat yang dibutuhkan untuk menjadi sector industry sebagai mesin pertumbuhan
adalah investasi (barang modal) di sector indistri harus di tingkatkan.pada
saat yang bersamaan,upah kerja di sector indistri harus ditetapkan lebih tinggi
dari tingkat upah di sector pertanian.
Perbedaan tingkat upah tersebut akan menarik pekerja di sector pertanian pindah
ke sector industry.
g. Teori Pembangunan Neo Klasik
teori ini
merupakan pengembangan kembali ide-ide awal dari teori Neo-Klasik untuk di
terapkan dalam pembangunan ekonomi dunia ketiga. Teori ini sangat percaya bahwa
pembangunan ekonomi di dunia ketiga akan berhasil bila menerapkan prinsip2 mekanisme pasar . seba, melalui mekanisme pasar (pertukaran) ,spesialisasi,produktivitas,dan
kualitas SDM diasah dan diarahkan,
sehingga kualitas hidup kolektif dapat di tingkatkan.
Teori pembangunan Neo Klasik mengakui
kemungkinan terjadinya kegagalan pasar
(market failure) jika diterapkan sepenuhnya di dunia ketiga. Karena itu
teori ini sampai batas tertentu setuju dengan adanya intervensi pemerintah.
Seperti halnya Adam Smith, teori ini berpendapat bahwa campur tangan yang
terbaik adalah yang paling minimal (the
minimal government is the best government). Campur tangan yang paling
diharapkan dari pemerintah adalah memfasilitasi (facilitating) agar mekanisme
pasar berjalan seoptimal mungkin. Langkah konkrit yang dapat dilakukan
pemerintah ,misalnya, adalah melakukan investasi sarana dan prasarana fisik
(jalan raya,pelabuhan,telekomunikasi)dan social (pendidikan dan kesehatan).
Pendekatan ini sering di sebut sebagai pendekatan yang bersahabat dengan pasar
(market friendly approach).
Tidak ada komentar:
Posting Komentar